For a very short time Klarissa Maria’s Instagram account @thesnowystudio felt like a best kept secret. It is one of those accounts that you just knew was going to get lots of attention and so it felt fortuitous to discover it early and get to witness its beginnings. Now, just a year after picking up her first fountain pen, people are taking notice. Lots of them and a lot of it. You might think it is because of Klarissa’s impeccable handwriting (her printing and cursive are both award winning, after all). Maybe it is because of her beautiful photography skills (she certainly knows just the right way to use the natural light of Colorado to her advantage). It could also be her way of expressing music, poetry and quotes in such a thoughtful way (has Sting ever looked so good? And that dude is like a fine aging wine). While those things are all true, I would suggest that the reason Klarissa’s feed speaks to so many people is because of its authenticity. The feed is beautiful, quiet and contemplative just like the woman behind it. It is a pure expression of Klarissa’s heart, and one can feel it in every post she creates. I feel so fortunate to watch @thesnowystudio do her magic and I love calling Klarissa Maria my friend even more.
Bahasa Indonesia: Pada awalnya, akun Instagram dari Klarissa Maria, @thesnowystudio, tidak diketahui oleh banyak orang. Tetapi sejak awal kami tahu bahwa akun ini akan menarik banyak perhatian. Kami merasa sangat beruntung bahwa kami menemukan akun ini dan bisa mengikuti perkembangannya sejak dini. Sekarang, hanya sekitar setahun sejak Klarissa mencoba fountain pen untuk pertama kalinya, orang-orang mulai memperhatikan akun ini. Apakah ini karena tulisan tangan Klarissa yang begitu bagusnya (tulisan cetak dan tulisan sambung dari Klarissa telah memenangkan penghargaan belum lama ini). Atau karena keterampilan fotografi yang begitu cantiknya (Klarissa benar-benar tahu bagaimana menggunakan cahaya alami Colorado di mana dia tinggal). Mungkin juga karena cara Klarissa dalam mengekspresikan musik, puisi, dan kutipan-kutipan dalam postingan-postingannya. Selain dari alasan-alasan tersebut, saya merasa akun Klarissa disukai banyak orang karena keautentikannya. Postingan-postingan Klarissa indah, tenang dan kontemplatif seperti wanita di belakangnya. Ini semua adalah ekspresi murni dari hati Klarissa yang dapat dirasakan di setiap postingan yang dia buat. Saya merasa sangat beruntung menyaksikan karya-karya @thesnowystudio dan menyebut Klarissa Maria sebagai teman saya.
Herewith is our conversation:
KK: What has been the biggest surprise for you in sharing yourself through your IG feed?
Apakah kejutan terbesar dalam berbagi (sharing) melalui Instagram?
KM: I did my first Instagram post in November 2019 after purchasing my first fountain pen on Fountain Pen Day. I was so eager to learn everything there is to know about fountain pens. Since the very beginning, I have been pleasantly surprised to learn how kind and welcoming people are in the fountain pen and journaling community. I’m an introvert and most of the time I am unsure about meeting new people. That said, people in the fountain pen and journaling community have been so kind and generous in sharing their knowledge and experience with me. I have met individuals who have become my dear friends. I am so grateful and the least I can do now is pay it forward.
Bahasa Indonesia: Saya memposting pertama kali di Instagram bulan November 2019 setelah membeli fountain pen pertama saya di Fountain Pen Day (Hari Fountain Pen). Saya sangat tertarik untuk mempelajari semua yang saya perlu ketahui mengenai fountain pen. Sejak awal, saya sangat terkesan dengan kebaikan dan penyambutan orang-orang dari komunitas fountain pen dan penjurnalan (journaling). Saya adalah seorang introvert dan biasanya saya tidak luwes kalau bertemu orang-orang baru. Tetapi komunitas fountain pen dan journaling begitu baik dan murah hati dalam membagi ilmu dan pengalaman mereka. Beberapa dari mereka sekarang telah menjadi teman-teman baik saya. Saya sangat bersyukur dan sekarang saya merasa terpanggil untuk membagi ilmu dan pengalaman saya.
KK: How did you get interested in fountain pens and stationery?
Bagaimana awalnya kamu bisa tertarik dengan fountain pen dan alat-alat tulis (stationery)?
KM: Since I was a little girl, I have been a stationery lover. Growing up in Indonesia, I had easy access to Japanese stationery. I collected letter writing paper sets, stickers, pens, and markers. I had pen friends in Japan and Germany. I also started keeping a diary when I was eleven. Sadly, I left all these hobbies behind as I pursued my academic career - Architecture Engineering and then an MBA and a Masters in Information Systems. Fast forward to 2018 when I started journaling again. Journaling helped me rediscover my passion for writing and stationery. When I noticed that I used and disposed of a lot of disposable plastic pens, I started to search for a more environmentally friendly option and found fountain pens as the answer. The rest is history.
Bahasa Indonesia: Sejak kecil saya sudah senang sekali dengan alat-alat tulis (stationery). Karena saya besar di Indonesia, stationery dari Jepang sangat umum tersedia di toko-toko. Saya mengkoleksi kertas surat, gambar tempel, pena, dan markers. Saya mempunyai sahabat-sahabat pena di Jepang dan Jerman. Saya juga mulai menyimpan diary sejak saya berumur sebelas tahun. Sayangnya saya meninggalkan semua hobi ini demi mengejar karir akademis saya di bidang Arsitektur dan kemudian MBA dan Master in Information Systems. Di tahun 2018, saya mulai rutin menulis di jurnal lagi (journaling). Journaling membantu saya menemukan kembali hobi dalam menulis dan menggunakan berbagai stationery. Setelah saya menyadari bahwa saya memakai dan membuang banyak sekali pena-pena plastik, saya mulai mencari alternatif yang lebih ramah lingkungan, dan pada akhirnya menemukan fountain pen.
KK: How do you decide what your daily carry is going to be?
Bagaimana kamu memutuskan fountain pen mana saja yang akan kamu pakai setiap hari?
KM: When I got my first fountain pen, I thought I would use black and blue inks for everything, just like I did with my disposable plastic pens. When I found out how amazingly fun it was to try different inks, I was hooked! Now, I love trying new inks. Since I only have time to clean my fountain pens on the weekend, I choose the inks first and then pair them up with certain fountain pens. I also use different nibs for different purposes, so I make sure to have at least one Japanese Fine nib for my journaling (in cursive), a few Medium nibs that show the properties of the inks and one flex for writing quotes, etc.
Bahasa Indonesia: Pertama kali saya mempunyai fountain pen, saya kira saya akan menulis dengan tinta hitam dan biru saja, sama seperti waktu saya menulis dengan pena-pena plastik. Waktu saya menemukan bahwa menulis dengan berbagai macam dan berbagai warna tinta adalah pengalaman yang sangat menyenangkan, saya ketagihan! Saya sekarang senang sekali mencoba berbagai macam dan berbagai warna tinta baru. Karena saya hanya ada waktu untuk membersihkan koleksi fountain pen saya di akhir pekan, pertama saya memilih tinta yang saya mau pakai dan kemudian saya pasangkan dengan salah satu fountain pen saya. Saya juga menggunakan ukuran nib yang berbeda-beda. Biasanya saya pilih satu Japanese Fine nib untuk journaling (saya menulis dengan tulisan sambung), beberapa Medium nib yang bisa menunjukkan keunikan tinta yang saya pakai, dan satu flex nib untuk menulis kutipan-kutipan, dll.
KK: Can you share some of your daily creative and writing practices?
Bisakah kamu berbagi beberapa hal yang kamu lakukan sehari-hari dalam menulis dan berkreasi?
KM: Even in the last few months, I see that my writing practices are evolving over time. Currently, my daily creative and writing practices can be divided into four types:
1) Instagram: Most people may not realize that what I share on my feed really resonates with what I feel on that particular day. I enjoy writing song lyrics or inspirational quotes as my handwriting practice. I then choose the ink color that fits the theme for the day.
2) Planning System: I was a planner enthusiast long before I started journaling again. I now use a Weekly Planner with a functional Bullet Journal system on the side.
3) 5 Year Diary: I started a 5 Year Diary at the beginning of 2020. In the past, I was not very good at memory keeping. The 5 Year Diary is the perfect solution for me as recording the day's events in just a few short sentences seems to be something that is not too difficult to do on a regular basis.
4) Daily Journaling: I do daily private journaling to untangle and process everything that is on my mind. This is the type of journaling where I just write without editing, about anything and everything, until I feel lighter.
Bahasa Indonesia: Dalam beberapa bulan terakhir saja, saya melihat perkembangan dalam saya menulis sehari-hari. Sekarang ini, saya melakukan empat hal ini setiap hari:
1)Instagram: Kebanyakan orang mungkin tidak tahu bahwa apa yang saya bagi / share di Instagram benar-benar menggambarkan apa yang saya rasakan pada hari itu. Untuk latihan menulis halus, saya senang menulis ulang lirik-lirik lagu atau kutipan-kutipan yang menginspirasi. Saya juga biasanya memilih warna tinta yang sesuai dengan tema hari itu.
2) Planning System: Saya adalah seorang “planner enthusiast” lama sebelum saya memulai lagi dalam journaling. Sekarang saya memakai Weekly Planner dikombinasikan dengan sistem Bullet Journal.
3) 5 Year Diary: Saya memulai 5 Year Diary di awal tahun 2020. Sebelum saya menemukan 5 Year Diary ini, saya tidak begitu rutin melakukan “memory keeping”. Untuk saya, 5 Year Diary ini adalah solusi yang sangat baik untuk menuliskan apa yang terjadi sehari-hari dalam beberapa kalimat saja. Ini adalah sesuatu yang tidak terlalu sulit untuk dilakukan secara rutin.
4) Daily Journaling: Setiap hari saya menulis di jurnal pribadi untuk menguraikan dan memproses semua yang ada di pikiran saya. Ini adalah tipe journaling di mana saya menulis tanpa diedit, mengenai segala sesuatu, sampai pikiran terasa ringan.
KK: When did you start journaling and what purpose does it serve for you?
Kapan kamu mulai berjurnal dan apa tujuan dari aktifitas ini?
KM: I rediscovered my love of journaling in 2018. As I mentioned, this daily practice helps me untangle and process everything that is on my mind. To me, the main purpose of journaling is self-care. I always feel lighter after I write in my journal and I feel ready to take on the day.
Bahasa Indonesia: Saya menemukan kembali hobi menulis di jurnal di tahun 2018. Seperti yang sudah saya singgung, kegiatan berjurnal setiap hari membantu saya menguraikan dan memproses semua yang ada di dalam pikiran saya. Untuk saya, tujuan utama dari berjurnal adalah perawatan diri (self-care). Saya selalu merasa pikiran saya lebih ringan setelah berjurnal dan merasa siap untuk menghadapi hari itu.
KK: What is your current favorite pen and ink combination?
Apakah pasangan fountain pen dan ink favoritmu?
KM: It is hard for me to pick a favorite because I use different nibs for different purposes. That said, my Esterbrook Estie Honeycomb in Medium nib will always hold a special place in my heart. I thought this pen was "the one that got away" as it was out of stock for so long. When I finally got it, I was so mesmerized by how beautiful the pen looks and how smooth it writes. As for the ink to pair the pen with, I am always in search of gorgeous gold tone inks.
Bahasa Indonesia: Untuk saya, sulit untuk memilih satu fountain pen favorit karena saya menggunakan ukuran nib yang berbeda-beda untuk praktek yang berbeda-beda. Tetapi, Esterbrook Estie Honeycomb dengan Medium nibnya akan mempunyai makna khusus di hati saya. Dulu saya kira fountain pen ini adalah “the one that got away” (sesuatu yang telah hilang dari hidup saya) karena fountain pen ini sudah lama tidak ada di mana-mana. Waktu saya akhirnya mendapat kesempatan untuk memiliki fountain pen ini, saya benar-benar terpesona dengan kecantikannya. Belum lagi nibnya amat sangat lancar (“smooth”) untuk menulis. Saya selalu mencari tinta dengan sedikit nada warna emas untuk dipasangkan dengan fountain pen ini.
KK: Your handwriting is impeccable! Do you practice or are your photos of first attempts?!
Tulisan tanganmu bagus sekali! Apakah foto-foto kamu upaya pertama atau kamu latihan dulu sebelumnya?
KM: Thank you for being so kind. I have loved writing neatly since I was in elementary school. Beginning in 4th grade, I was often asked by the teacher to write notes on the blackboard for my classmates to copy in their notebooks. The downside of this was that I had to borrow one of my friends' notebooks afterward to copy to my own notebook. But I did not mind as I loved “playing teacher”.
For Instagram posts, most of the time those are my first attempts. I just need to warm up on another piece of paper before I start to make sure there is no clogging and that I have plenty of ink in the pen to write with.
Bahasa Indonesia: Terima kasih atas komentar yang begitu baik. Sejak saya di SD, saya sudah senang sekali menulis rapi. Waktu saya kelas 4 SD, saya sering dimintai tolong oleh guru kelas untuk menulis di papan tulis untuk disalin di buku catatan teman-teman saya. Setelah itu, saya biasanya harus meminjam buku catatan salah satu teman saya supaya saya bisa salin ke buku catatan saya sendiri. Tapi saya tidak keberatan karena saya senang sekali “menjadi guru” sekali-sekali.
Untuk Instagram, biasanya apa yang kamu lihat adalah upaya pertama saya. Saya hanya perlu pemanasan di kertas lain sebelum saya mulai untuk memastikan bahwa tidak ada penyumbatan dan tinta di dalam fountain pen itu cukup banyak untuk saya menulis.
KK: Music is a really important part of your feed. Can you tell me about some of your favorite artists or songs and why music has such a big impact on you?
Musik adalah bagian penting dari postingan-postingan kamu. Siapakah artis-artis atau lagu-lagu favorit kamu dan mengapa musik mempunyai dampak besar bagimu?
KM: You are correct that music has always been a major part in my life. I started taking piano lessons when I was seven although I was not really motivated until I found my second teacher four years later. I also ended up taking electone (an electronic organ from Japan) and enjoyed playing classical, jazz, and pop until my early college days. I am a big fan of Keiko Matsui (in my college years, she was such an inspiration to me!), Sting, Diana Krall, Chris Botti and Andrea Bocelli.
Bahasa Indonesia: Betul sekali bahwa musik adalah bagian besar dari hidup saya. Saya mulai les piano waktu saya berumur tujuh tahun. Tetapi saya tidak begitu termotivasi sampai saya bertemu dengan guru kedua saya empat tahun kemudian. Pada akhirnya, saya juga mulai bermain alat musik electone (organ elektronik dari Jepang) dan memainkan lagu-lagu klasik, jazz, dan pop sampai awal-awal tahun di perguruan tinggi. Saya penggemar musik dari Keiko Matsui (waktu saya di perguruan tinggi, Keiko Matsui adalah inspirasi saya!), Sting, Diana Krall, Chris Botti, dan Andrea Bocelli.
KK: What and who are some of your inspirations?
Apa dan siapa yang menjadi inspirasi kamu?
KM: Inspirations usually come from all the things around me. A certain ink color, how I feel waking up in the morning, the weather outside, or something that I smell/taste/read somewhere can all be my inspiration.
As for the who, after I joined Instagram, I am in such an awe of so many creative and talented individuals out there. Inspiration is everywhere and it can feel overwhelming at times. I personally think that it is important to be your authentic self and stay true to who you really are.
Bahasa Indonesia: Saya biasa mendapatkan inspirasi dari apa yang terjadi di sekitar saya. Warna tinta tertentu, bagaimana perasaan saya saat bangun di pagi hari, cuaca di luar, sesuatu yang saya rasa dari panca indera saya — semua bisa menjadi inspirasi saya.
Setelah saya merintis di Instagram, saya kagum sekali melihat begitu banyak orang-orang yang amat sangat kreatif dan berbakat. Inspirasi dapat ditemukan di mana-mana dan seringkali bisa membingungkan. Saya rasa penting sekali untuk tidak mudah terpengaruh dan tetap percaya diri terhadap karya-karyamu sendiri.
KK: What are some of your other hobbies?
Apakah kamu punya hobi-hobi lain?
KM: I love spending time with my husband and two kids. We make sure to eat dinner together every night and have family movie night on the weekend. We enjoy music in our home every day because the kids play the violin, piano, electric guitar, and ukulele. Before the pandemic, we used to do mountain biking and skiing as a family, too.
Bahasa Indonesia: Saya senang sekali menghabiskan waktu dengan suami saya dan kedua anak kami. Kami membiasakan untuk makan malam bersama setiap hari dan menonton film bersama-sama di akhir pekan. Kami menikmati musik di rumah kami setiap hari karena kedua anak kami senang bermain biola, piano, gitar listrik, dan ukulele. Sebelum pandemi, kami juga senang pergi mountain biking dan ski sekeluarga.
KK: Tell us about Snowy!
Apa yang kamu bisa ceritakan tentang Snowy?
KM: Snowy is a white miniature schnauzer that joined our family a little over five years ago. The whole family loves reading "The Adventures of Tintin" by Herge. The name Snowy, Tintin's sidekick, was an easy pick for the white puppy. Later on, Snowy was my inspiration when I started @thesnowystudio.
Bahasa Indonesia: Snowy adalah miniature schnauzer putih yang menjadi bagian keluarga kami sekitar lima tahun yang lalu. Keluarga kami senang sekali membaca “Petualangan Tintin” karya Herge. Nama Snowy, teman baik Tintin, adalah pilihan mudah untuk kami. Snowy juga menjadi inspirasi saya waktu saya merintis @thesnowystudio.
KK: How would you describe your style in three words?
Bagaimana kamu menggambarkan “style” kamu dalam tiga kata?
KM: Sunny - Positive
Playful
Bahasa Indonesia: Cerah- Positif - Ceria